Penguatan Jaringan Relawan Kebijakan Pancasila 2025 Digelar di Kabupaten Pasuruan, Jadi Langkah Nyata Rawat Akar Kebangsaan

banner 468x60

PASURUAN, Wartapawitra.com Di tengah derasnya arus globalisasi dan banjir informasi digital yang kerap mengaburkan nilai-nilai dasar berbangsa, penguatan ideologi Pancasila tak bisa lagi sekadar menjadi agenda simbolik. Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, kegiatan “Penguatan Jaringan Relawan Kebijakan Pancasila kepada Kelompok Masyarakat Tahun 2025” resmi digelar pada Minggu, 20 Juli 2025, bertempat di Gedung Anisah Foundation, Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan ini merupakan hasil kemitraan antara Komisi XIII DPR RI dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sebagai bagian dari langkah strategis pemerintah dalam memperkuat jejaring relawan ideologis yang mampu menjadi penjaga nilai-nilai luhur Pancasila di tengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks dan rentan terhadap infiltrasi ideologi transnasional yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

Hadir sebagai narasumber utama dalam agenda ini, Dr. Fitri Suhariyadi, S.T., M.T., selaku Kepala Biro Umum dan SDM, sekaligus Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi BPIP, yang menyampaikan pentingnya membangun literasi ideologis yang berbasis data dan teknologi.

“Relawan kebijakan Pancasila bukan sekadar pelengkap administratif, tetapi menjadi simpul penting dalam memperluas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dasar negara. Mereka adalah agen ideologis yang bekerja di level akar rumput dan mampu menjembatani Pancasila dengan dinamika sosial masyarakat saat ini,” ujar Dr. Fitri dengan penuh penekanan.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara literasi digital dan pemahaman ideologis. Di tengah maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan penyebaran paham radikal melalui media sosial, relawan kebijakan Pancasila dituntut tidak hanya memahami nilai dasar negara, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi, merespons, dan menangkal berbagai bentuk disinformasi dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

“Kita butuh relawan yang tidak hanya tahu Pancasila secara tekstual, tapi juga mampu berdialog dengan masyarakat, menggunakan pendekatan digital, dan punya pemahaman yang relevan dengan situasi kekinian. Karena itu, pusat data dan teknologi informasi akan terus mendukung langkah-langkah seperti ini melalui pelatihan dan penguatan kapasitas,” lanjutnya.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang pemaparan materi satu arah. Dialog interaktif, studi kasus, dan diskusi kelompok menjadi bagian penting dari metode penguatan yang diterapkan. Para peserta, yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, pemuda, kader organisasi kemasyarakatan, hingga pendidik lokal, tampak sangat antusias mengikuti setiap sesi.

Salah satu peserta kegiatan, Wahyuni, perwakilan dari PC Fatayat NU Bangil, menyampaikan kesan mendalamnya setelah mengikuti pelatihan ini.

“Saya baru sadar bahwa Pancasila itu tidak hanya milik negara, tapi juga harus hadir di dalam rumah tangga, cara kita bertetangga, dan bagaimana kita hidup di tengah perbedaan. Sebagai perempuan, saya merasa punya peran untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dalam keluarga,” ujarnya.

Yuni juga menambahkan bahwa pelatihan seperti ini sangat relevan, terutama untuk mengimbangi pengaruh media sosial yang sering kali membawa nilai-nilai asing tanpa filter yang jelas.

“Di medsos itu sekarang banyak sekali konten yang merusak nilai toleransi. Kalau kita tidak siap secara ideologi, maka masyarakat bisa goyah. Karena itu saya siap untuk menjadi relawan Pancasila di lingkungan saya,” tambahnya penuh semangat.

Dengan mengusung semangat gotong royong dan keberagaman, kegiatan ini diharapkan mampu mencetak relawan-relawan ideologis yang tidak hanya aktif menyebarkan nilai Pancasila, tetapi juga mampu menjadi penyejuk dan pemersatu di tengah masyarakat yang majemuk.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *